Buku P Agroteknologi
Urban Farming untuk Ketahanan Pangan
Peningkatan laju urbanisasi di wilayah perkotaan mengakibatkan peningkatan area pemukiman dan infrastruktur. Hal ini menimbulkan masalah lingkungan seperti konversi lahan hingga degradasi kualitas lingkungan akibat penumpukan sampah dan polusi udara. Produktivitas komoditas pertanian yang semakin menurun, sedangkan pemenuhan komoditas pertanian semakin rendah. Dalam kondisi laju pertumbuhan penduduk yang lebih besar dibandingkan dengan laju produksi bahan pangan, maka akan terjadi krisis pangan. Komposisi penduduk kota yang padat, heterogen dan majemuk menimbulkan permasalahan sosial yang cukup rumit. Masalah sosial yang sering ditemui di perkotaan diantaranya adalah pengangguran, kesehatan, sanitasi, malnutrisi, sampai kepada akses terhadap pangan yang cukup sulit. Pengembangan pertanian perkotaan yang berkelanjutan dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah sosial tersebut. rnPeranan pertanian perkotaan tidak hanya sebatas mengatasi kecukupan pangan ditengah persaingan mendapatkan sumberdaya yang langka seperti air dan tanah, tetapi juga mengatasi hal-hal tersebut dengan cara yang inovatif dan integratif untuk mengoptimalkan akses, kuantitas, dan kualitas pangan bagi kaum miskin kota. Selain itu, pertanian perkotaan menjadi alternatif ketahanan pangan yang menyediakan sumber makanan segar untuk konsumsi (edable crop) dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat, menyediakan lapangan pekerjaan sehingga mengurangi angka kemiskinan, mendaur ulang sampah untuk mengurangi volume sampah, dan menambah ruang terbuka hijau untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Dalam pelaksanaan pertanian, Perkotaan memerlukan peranan dari berbagai pihak dan berbagai sektor, kelompok masyarakat, khususnya perempuan yang lebih banyak berkontribusi langsung untuk ketahanan pangan keluarga.
Tidak tersedia versi lain